Zat aditif adalah zat-zat yang ditambahkan pada makanan selama proses produksi, pengemasan atau penyimpanan untuk maksud tertentu.
Penambahan zat aditif dalam makanan berdasarkan pertimbangan agar mutu dan kestabilan makanan tetap terjaga dan untuk mempertahankan nilai gizi yang mungkin rusak atau hilang selama proses pengolahan.
Pada awalnya zat-zat aditif tersebut berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan yang selanjutnya disebut zat aditif alami.
Umumnya zat aditif alami tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan kesehatan manusia. Akan tetapi, jumlah penduduk bumi yang makin bertambah menuntut jumlah makanan yang lebih besar sehingga zat aditif alami tidak mencukupi lagi.
Oleh karena itu, industri makanan memproduksi makanan yang memakai zat aditif buatan (sintesis). Bahan baku pembuatannya adalah dari zat-zat kimia yang kemudian direaksikan.
Zat aditif sintesis yang berlebihan dapat menimbulkan beberapa efek samping misalnya: gatal-gatal, dan kanker.
Macam-macam Zat Aditif
Zat Pewarna
Adalah bahan yang dapat memberi warna pada makanan, sehingga makanan tersebut lebih menarik.
Contoh pewarna alami: Contoh pewarna sintetik: Anato (orange) a. Biru berlian (biru) Karamel (cokelat hitam) b. Coklat HT (coklat) Beta karoten (kuning) c. Eritrosit (merah) Klorofil (hijau) d. Hijau FCF (hijau)
Penyedap rasa dan aroma serta penguat rasa
Zat aditif ini dapat memberikan, menambah, mempertegas rasa dan aroma makanan.
Penyedap rasa dan aroma (flavour)
Penyedap rasa dan aroma yang banyak digunakan berasal dari golongan ester.
Contoh: Isoamil asetat (rasa pisang), isoamil valerat (rasa apel), butil butirat (rasa nanas), isobutil propionat (rasa rum)
Penguat rasa (flavour echancer)
Bahan penguat rasa atau penyedap makanan yang paling banyak digunakan adalah MSG (Monosodium Glutamate) yang sehari-hari dikenak dengan nama vetsin.
Zat pemanis buatan
Bahan ini tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi, contohnya sakarin (kemanisannya 500x gula), dulsin (kemanisannya 250x gula), dan natrium siklamat (kemanisannya 50x gula) dan serbitol.
Pengawet
Zat aditif ini dapat mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman atau penguraian lain terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme.
Contoh bahan pengawet dan penggunaannya: Asam benzoat, natrium benzoat dan kalium benzoat, untuk minuman ringan, kecap, acar ketimun dalam botol dan caos.
Natrium nitrat (NaNo3), untuk daging olahan dan keju. Natrium nitrit (Na No2), untuk daging olahan, daging awetan dan kornet kalangan. Asam propionate, untuk roti dan sediaan keju olahan.
Anti oksidan
Zat aditif ini dapat mencegah atau menghambat oksidasi. Contoh: Asam askorbat (bentukan garam kalium, natrium, dan kalium), digunakan pada daging olahan, kaldu, dan buah kalangan.
Butil hidroksianisol (BHA), digunakan untuk lemak dan minyak makanan Butil hidroksitoluen (BHT), digunakan untuk lemak, minyak makan, margarin dan mentega.
Pengemulsi, pemantap, dan pengental
Zat aditif ini dapat membantu pembentukan atau pemantapan sistem dispersi yang homogen pada makanan. Contoh: agar-agar, gelatin, dan gom arab
Pemutih dan pematang tepung
Zat aditif ini dapat mempercepat proses pemutihan atau pematangan tepung sehingga dapat memperbaiki mutu pemanggangan. Contoh: Asam askorbat, aseton peroksida, dan kalium bromat
Pengatur keasaman
Zat aditif ini dapat mengasamkan, menetralkan, dan mempertahankan derajat keasaman makanan. Contoh: asam asetat, aluminium amonium sulfat, amonium bikarbonat, asam klorida, asam laktat, asam sitrat, asam tentrat, dan natrium bikarbonat
Anti kempal
Zat aditif ini dapat mencegah pengempalan makanan yang berupa serbuk. Contoh: aluminium silikat (susu bubuk), dan kalsium aluminium silikat (garam meja)
Pengeras
Zat aditif ini dapat memperkeras atau mencegah melunaknya makanan. Contoh: aluminium amonium sulfat (pada acar ketimun botol), dan kalium glukonat (pada buah kalangan)
Sekuestran
Adalah bahan yang mengikat ion logam yang ada dalam makanan. Contoh: asam fosfat (pada lemak dan minyak makan), kalium sitrat (dalam es krim), kalsium dinatrium EDTA dan dinatrium EDTA
Penambah gizi
Zat aditif yang ditambahkan adalah asam amino, mineral, atau vitamin untuk memperbaiki gizi makanan. Contohnya: Asam askorbat, feri fosfat, vitamin A, dan vitamin D.
Pengertian zat adiktif
Zat adiktif adalah zat-zat yang dapat membuat pemakainya kecanduan (adiksi). Kecanduan adalah suatu keadaan fisik (jasmani) maupun nonfisik (psikologis) dari seseorang yang merasa tidak normal jika tidak menggunakan zat tertentu. Biasanya si pecandu akan menuruti keinginannya dengan kembali mengonsumsi zat tersebut.
Sejak zaman dahulu, manusia sudah mengenal zat yang tergolong adiktif, misalnya suku indian merokok dan mengunyah tembakau disetiap upacara adat.
Pada awalnya, semua bahan adiktif berasal dari tumbuh-tumbuhan. Contoh tumbuh-tumbuhan itu adalah ganja (cannabis sativa), opium (papaver somniverum), kokain (Erythroxylum coca), mariyuana (Cannabis indica).
Akan tetapi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan alam, khususnya bidang kimia, saat ini manusia telah dapat membuat bhan-bahan adiktif buatan (sintetis) yang berkemampuan sama dengan zat adiktif alami.
Zat adiktif sintetis ada berbagai macam jenis dan khasiatnya berbeda-beda. Pada mulanya, zat adiktif digunakan untuk memenuhi kebutuhan medis.
Para dokter yng melakukan tindakan operasi terhadap pasien menggunakan bahan adiktif untuk menghilangkan rasa sakit pada pasien.
Pemakaian obat atau zat adiktif oleh para dokter tersebut menggunakan dosis yang sesuai kebutuhan dan dalam pengawasan yanga baik.
Jenis Zat Adiktif dan Dampaknya
Semua zat adiktif, baik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan maupun bahan adiktif sintetis, disebut narkoba atau napza. Aturan tentang pemanfaatan dan sanksi penyalahgunaan narkoba dituangkan dalam UU RI nomor 22/1997 tentang narkotika.
1. Jenis zat adiktif
Narkoika digolongkan mejadi golongan I, golongan II, dan golongan III. Zat psikotropika digolongkan menjadi psikotropika golongan I, golongan II, golongan III,, dan golongan IV.
Narkotika golongan I terdiri dari 26 macam, antara lain opium mentah, candu, kokain, ganja, THC, dan heroin. Narkotika golongan II terdiri dari 87 macam, contohnya morfin dan opium.
Narkotika golongan III terdiri dari 14 macam, contohnya etil morfin dan kodein. Zat psikotropika golongan I terdiri dari 26 macam, golongan II terdiri dari 14 macam, golongan III terdiri dari 9 macam, dan golongan IV terdiri dari 60 macam.
2. Dampak zat adiktif
Dampak yang ditimbulkan oleh zat adiktif dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu :
stimulasi adalah gejala yang terjadi pada saraf pusat untuk mempercepat proses-proses dalam tubuh, seperti detak jantung, tekanan darah, dan pernapasan. Contohnya : kafein pada kopi, nikotin pada rokok, kokain, dan amfetamin.
Depresi adalah gejala yang terjadi pada syaraf pusat untuk memperlambat proses pada tubuh. Depresi menyebabkan turunnya kesadaran seseorang pada dunia sekelilingnya. Contoh zat-zat yang tergolong depresan adalah alkohol. Obat penenang, dan sebagainya.
Halusinasi adalah gejala yang terjadi pada saraf manusia yang menyebabkan khayalan. Hakusinasi menyebabkan penderita mendengar suara, melihat benda, merasakan berbagai hal yang sebenarnya tidak ada sama sekali. Contoh zat yang termasuk zat halusinogen adalah LSD (lisergic acid diethylamide) cafein pada kopi
Narkotika
Zat yang tergolong narkotika misalnya opium, ganja, kokain, heroin, morfin, dan kodein.
1. Opium berasal dari getah tumbuhan papaver somniverum yang belum masak. Opium diolah menjadi morfin dan kodein yang diperlukan dalam bidang kedokteran sebagai obat analgesik (penghilang rasa sakit), selain dapat menghilangkan rasa nyeri, jenis opium tertentu juga dapat membuat orang tidur nyenyak dan membuat orang gembira (mersakan euforia) tanpa sebab.
Saat ini, opium telah dapat dibuat manusia, yaitu berupa opium semisintetis dan opium sintetis. Opium alami contohnya dalah morfin, kodein dan tebain.
Opium semisintetis terbuat dari opium alami yang dicampur sedikit bahan kimia. Contoh opium semisentitetis adalah heroin dan hidroformon. Opium murni contohnya meperidin dan propoksifen.
papaver somniferum
2. Ganja berasal dari daun tumbuhan cannabis sativa yang mengandung zat psikoaktif, yaitu zat yang dapat mempengaruhi mental dan tingkah laku orang.
Pohon dan ranting tanaman ganja juga mengan dung psiko aktif meski dalam kadar yang rendah. Kadar tertinggi terdapat pada pucuk tanaman ini, yaitu ± 10 %. Zat psiko aktif hashish dapat dihasilkan dari getah tanaman ganja yang dikeringkan.
3. Kokain adalah bubuk putih yang berasal dari daun koka (Erythroxylum). Kokain dahulu digunakan dalam bidang medis sebagai anestesi (obat pembius) lokal.
Akan tetapi, sekarang kokain tidak lagi digunakan sebagai anestesi karena telah ditemukan bahan psikoaktif lain yang relatif lebih aman.
kokain
4. Heroin adalah zat yang tergolong zat narkotika yang dapat memberikan rasa senang yang luar biasa pada pemakainya sehingga lupa dengan semua masalah
5. Morfin adalah zat yang tergolong dalam opioida alami yang berasal dari getah opium. Morfin berupa kristal putih, menyerupai kokain, yang dapat menekan pusat pernapasan.
Pada kasus overdosis morfin, biasanya pemakai mengalami gangguan pernapasan yang fatal. Morfin juga dapat mengganggu siklus menstruasi pada wanita pemakai, impotensi pada pria pemakai,sembelit, serta efek-efek samping yang berbahaya lainnya.
6. Alkohol
Alkohol diperoleh melalui proses peragian (fermentasi) sejumlah bahan, seperti beras ketan, singkong, dan perasan anggur.
Alkohol ini sudah dikenal manusia cukup lama. Salah satu penggunaan alkohol adalah untuk mensterilkan berbagai peralatan dalam bidang kedokteran.
Alkohol yang terkandung dalam minuman dapat berasal dari hasil fermentasi bahan minuman itu sendiri (contohnya, alkohol yang terdapat dalam minuman hasil fermentasi sari buah anggur) atau sengaja ditambahkan ke dalam suatu minuman olahan.
Semua jenis minuman yang mengandung alkohol (etanol). Berdasarkan kandungan alkoholnya, minuman keras dikelompokkan menjadi golongan:
A, berkadar etanol 1–5 %;
B, berkadar etanol 5–20 %; dan
C, berkadar etanol 20–50 %.
Tanda-tanda gejala pemakaian alkohol, yaitu gembira, pengendalian diri turun, dan muka kemerahan. Jika sudah kecanduan meminum minuman keras, kemudian dihentikan maka akan timbul gejala gemetar, muntah, kejang-kejang, sukar tidur, dan gangguan jiwa. Jika overdosis akan timbul gejala perasaan gelisah, tingkah laku menjadi kacau, kendali turun, dan banyak bicara sendiri.
Sedativa dan Hipnotika (Penenang)
Beberapa macam obat dalam dunia kedokteran, seperti pil BK dan magadon digunakan sebagai zat penenang (sedativa-hipnotika).
Pemakaian sedativa-hipnotika dalam dosis kecil dapat menenangkan, sedangkan dalam dosis besar dapat membuat orang yang memakannya tertidur.
Gejala akibat pemakaiannya adalah mula-mula gelisah, mengamuk lalu mengantuk, malas, daya pikir menurun, bicara dan tindakan lambat.
Jika sudah kecanduan, kemudian diputus pemakaiannya maka akan menimbulkan gejala gelisah, sukar tidur, gemetar, muntah, berkeringat, denyut nadi cepat, tekanan darah naik, dan kejang-kejang.
Jika pemakaiannya overdosis maka akan timbul gejala gelisah, kendali diri turun, banyak bicara, tetapi tidak jelas, sempoyongan, suka bertengkar, napas lambat, kesadaran turun, pingsan, dan jika pemakaiannya melebihi dosis tertentu dapat menimbulkan kematian.
Nikotin
Nikotin dapat diisolasi atau dipisahkan dari tanaman tembakau. Namun, orang biasanya mengonsumsi nikotin tidak dalam bentuk zat murninya, melainkan secara tidak langsung ketika mereka merokok.
Nikotin yang diisap pada saat merokok dapat menyebabkan meningkatnya denyut jantung dan tekanan darah, bersifat karsinogenik sehingga dapat meningkatkan risiko terserang kanker paru-paru, kaki rapuh, katarak, gelembung paru-paru melebar (emphysema), risiko terkena penyakit jantung koroner, kemandulan, dan gangguan kehamilan.
3. Dampak / Efek yang Dapat Ditimbulkan Zat Adiktif
a. Efek/Dampak Penyalahgunaan Minuman AlkoholAlkohol dalam minuman keras dapat menyebabkan gangguan jantung dan otot syaraf,mengganggu metabolisme tubuh, membuat janis menjadi cacat, impoten serta gangguanseks lainnya.
b. Efek/Dampak Penyalahgunaan GanjaZat kandungan dalam ganja yang berbahaya dapat menyebabkan daya tahan tubuh berkurang dan melemah sehingga mudah terserang penyakit dan infeksi sertamemperburuk aliran darah koroner.
c. Efek/Dampak Penyalahgunaan HalusinogenHalusinogen dalam tubuh manusia dapat mengakibatkan pendarahan otak.
d. Efek/Dampak Penyalahgunaan KokainZat adiktif kokain jika dikonsumsi dalam jangka panjang dapat menyebabkan kekurangansel darah putih atau anemia sehingga dapat membuat badan kurus kering. Selain itukokain menimbulkan perforesi sekat hidung (ulkus) dan aritma pada jantung.
e. Efek/Dampak Penyalahgunaan Opiat / OpiodaZat opioda atau opiat yang masuk ke dalam badan manusia dapat mengganggumenstruasi pada perempuan / wanita serta impotensi dan konstipasi khronuk pada pria /laki-laki.
f. Efek/Dampak Penyalahgunaan InhalasiaInhalasia memiliki dampak buruk bagi kesehatan kita seperti gangguan pada fungsi jantung, otak, dan lever.
g. Efek/Dampak Penyalahgunaan Non ObatDalam kehidupan sehari-hari sering kita temui benda-benda yang disalahgunakan oleh banyak orang untuk mendapatkan efek tertentu yang dapat mengakibatkan gangguankesehatan.
Contoh barang yang dijadikan candu antara lain seperti bensin, thiner, racun serangga, lem uhu, lem aica aibon. Efek dari penggunaan yang salah pada tubuh manusia adalah dapat menimbulkan infeksi emboli.