Pengertian Reproduksi Hewan
Reproduksi pada hewan dapat di bedakan menjadi dua macam
yaitu secara Vegetatif (aseksual) dan Generatif (seksual). Perkembangbiakan
Vegetatif dapat terjadi tanpa peleburan Sel Kelamin Jantan dan Betina.
Perkembangbiakan Vegetatif biasanya terjadi pada hewan tingkat redah atau tidak
bertulang belakang (Avertebrata). Perkembangbiakan generatif umumnya terjadi
pada Hewan tingkat tinggi atau hewan betulang belakang (Vertebrata).
Perkembangbiakan tersebut melibatkan alat kelamin jantan dan alat betina dan
ditandai oleh adanya peristiwa pembuahan (Fertilisasi).
Reproduksi aseksual/vegetative
Reproduksi vegetatif pada hewan umumnya terjadi pada
avertebrata dan tidak melibatkan alat reproduksi. Ada 3 cara perkembangbiakan
pada hewan secara Vegetatif yaitu:
- Fragmentasi
- Gemmulae/Budding/Tunas
- Pembelahan Sel
1. Fragmentasi
Fragmentasi yaitu pemisahan salah satu bagian tubuh yang
kemudian dapat tumbuh dan berkembang menjadi individu baru. Contohnya Planaria
sp dan Asterias sp.
Fragmentasi adalah bentuk aseksual reproduksi atau kloning
di mana suatu organisme dibagi menjadi fragmen-fragmen. Pemecahan mungkin atau
mungkin tidak disengaja.
Masing-masing fragmen ini berkembang menjadi dewasa,
individu dewasa yang merupakan tiruan dari organisme aslinya. Jika organisme
dibagi lebih lanjut proses diulang. Fragmentasi disebabkan oleh mitosis.
Meiosis tidak terlibat dalam fragmentasi.
Fragmentasi terlihat di banyak organisme seperti kapang,
beberapa Annelida cacing, dan bintang laut. Binari fisi dari organisme bersel
tunggal seperti bakteri, protozoa dan banyak ganggang adalah jenis fragmentasi.
2. Budding/Tunas/Gemmulae
Budding/tunnas/gemmulae yaitu pembentukan tonjolan pada
salah satu bagian tubuh hewan dan berkembang menjadi individu baru. Proses
perkembangan tunas menjadi hewan dewasa di sebut blastogenesis. Tunas ini akan
dapat melepaskan diri dari hewan induknya bila telah cukup matang. Cara
reproduksi ini dapat kita jumpai pada Hydra atau Porifera.
Gemmulae adalah sejumlah sel mesenkim yang berkelompok dan
berbentuk seperti bola yang dilapisi kitin serta diperkuat spikula. Gemmulae
terbentuk jika keadaan lingkungan sedang tidak menguntungkan. Ketika keadaan
lingkungan membaik, gemmulae akan terbentuk menjadi individu baru. Gemmulae
hanya dimiliki oleh porifera air tawar. Contohnya hewan Acropora sp dan
Euspongia sp.
Proses pembentukan gemmulae adalah sebagai berikut :
Pertama-tama arkeost mengumpulkan nutrient dengan memfagosit
sel lain untuk dikumpulkan dalam rongga tubuh. Sel tertentu kemudian
mengelilingi secret kumpulan tersebut dan membungkusnya. Terbentuklah
kumpulan/cluster dan kapsul yang mengelilingi. Pada kondisi yang tepat gemmulae
menetas dan sel-sel di dalamnya keluar dan berdiferensiasi membentuk spons baru
3. Pembelahan Sel
Pembelahan sel/fisi terjadi pada organisme sel satu. Pada
proses fisi individu terbelah menjadi dua bagian yang sama. Fisi yaitu
pembelahan sel pada sel induk dan hasilnya akan berkembang menjadi individu
baru. Dibedakan menjadi 2 yaitu
- Pembelahan biner
- Pembelahan multiple
Pembelahan
biner bakteri dimulai dengan menempelnya bahan genetik pada salah satu sisi
membran dari sel dewasa, kemudian diikuti dengan proses sintesis DNA dan
replikasi. Setelah proses replikasi selesai maka salah satu sisi dari membran
akan membuat lekukan dan akhirnya diikuti dengan proses pemanjangan sel dan
pembelahan sel menjadi dua bagian yang memiliki bahan genetika yang sama
(Campbell et al. 1999).
Pembelahan biner
juga dijumpai pada organisme eukariot, yaitu pada Protozoa. Pada beberapa
protozoa, benang-benang spindle terdapat di dalam inti, tidak dijumpai adanya
sentriol (Harris 1996). Pembelahan biner dijumpai pada Protozoa, seperti
Euglena sp. (Flagellata), Paramaecium sp. (Ciliata), dan Arcella
sp.(Sarcodina).
Paramaecium sp. memiliki dua macam inti, yaitu makronukleus
dan mikronukleus. Makronukleus berhubungan dengan metabolisme, perkembangan,
dan karakter fisik sel. Sedangkan mikronukleus berperan dalam transmisi
informasi genetik selama pembelahan (Harris 1996).
Seiring dengan penggentingan
sel yang akan membelah, makronukleus memanjang dan mengalami penggentingan
sedangkan mikronukleus membelah melalui mitosis. Pada akhirnya, terjadi pembelahan
sitoplasma dan terbentuklah dua individu. contohnya pada Bakteri.
Fase-fase pembelahan biner adalah sebagai berikut :
kromosom melekat pada membran sel dan terjadi penggandaan
kromosom
membran, dan dinding sel memanjang. Bakteri menjadi dua kali
ukuran semula
munculnya sekat diikuti oleh pertumbuhan dinding sel yang
melintang
tahap terakhir terbentuk dua sel baru yang identik
Regenerasi
Regenerasi adalah suatu proses perkembangbiakan suatu
individu dari bagian tubuhnya yang terlepas. Tetapi regenerasi dapat pula di
artikan sebagai penyembuhan/pertumbuhan kembali bagian tubuh yang hilang atau
rusak. Cara reproduksi semacam ini dapat anda jumpai pada : Sponge,
Coelenterate,Planaria,Echinodermata dan sebagainya.
Pembentukan Kuncup
Contohnya Hydra yang pada bagian kakinya tumbuh kuncup.
Semakin lama, kuncup itu semakin membesar dan menjadi individu baru.
Gambar .Hydra membentuk kuncup
Fragmentasi
Fragmentasi adalah perkembangbiakan dengan memotong bagian
tubuh, kemudian potongan tubuh tersebut tumbuh menjadi individu baru. Hewan
yang melakukan reproduksi secara fragmentasi adalah cacing Planaria.
fragemntasi
Cacing Planaria mempunyai daya regenerasi yang sangat
tinggi. Seekor cacing Planaria yang dipotong menjadi dua bagian, masing-masing
potongan akan tumbuh dan berkembang menjadi dua ekor cacing Planaria.
Partenogenesis
Partenogenesis yaitu terbentuknya individu baru tanpa
terjadinya fertilisasi. Contoh partenogenesis yaitu telur belalang jambu yang
dapat menetas meskipun tidak mengalami fertilisasi. Jadi, meskipun hanya seekor
betina yang dipelihara, tetapi telur yang dihasilkan tetap dapat menetas. Sel
telur dapat berkembang menjadi individu baru walaupun tanpa fertilisasi.
Pembelahan multiple
Salah satu contoh dari pembelahan multiple adalah proses
reproduksi dari virus. Reproduksi virus secara umum terbagi menjadi 2 yaitu
siklus litik dan siklus lisogenik
Tahapan reproduksi virus
Reproduksi bacteriofag dimulai dari penempelan bagian ekor
virus pada dinding sel bakteri
Virus mengeluarkan enzim yang mampu menghancurkan dinding
sel bakteri.DNA virus diinjeksikan
masuk ke dalam tubuh bakteri melalui lubang yang dibuatnya kejadian itu disebut
adsorpsi
Peristiwa selanjutnya berada di dalam tubuh bakteri.DNA
virus menggantikan fungsi DNA bakteri yang merupakan kegiatan penetrasi sel
inang
DNA dalam tubuh bakteri menduplikasi membentuk DNSA virus
baru, peristiwa ini dinamakan “eklepase”
Setelah terbentuk DNA virus baru , DNA tersebut akan
menyusun dinding kapsid untuk membentuk virus yang baru.Akhirnya pecahlah sel
inang dan keluarlah virus – virus baru (virion)
Sporulasi yaitu dengan dibentuknya spora pada sel induk dan
akhirnya spora akan berkembang menjadi individu baru. Contohnya pada Plasmodium
sp. Dalam spesies tertentu dari bakteri yang lebih rendah, dalam keadaan
tertentu, perubahan terjadi dalam protoplasma yang mengakibatkan pembentukan
badan yang disebut spora, yang penting kegiatan bakteri asli ditransfer.
pembentukan Spore terjadi terutama antara basil dan beberapa di spirilla.
Dimulainya proses ini dalam bakteri ditunjukkan oleh penampilan dalam
protoplasma dari menit yang sangat granula refractile (atau oleh beberapa menit
butiran sangat refractile tersebar di seluruh protoplasma yang secara bertahap
menyatu) tak bercacat dengan metode biasa. Hal ini meningkatkan ukuran, dan
mengasumsikan bulat, oval, atau bentuk berbentuk batang pendek, selalu lebih
pendek tetapi sering lebih luas daripada bakteri asli.
Dalam proses pembentukan
spora seluruh protoplasma bakteri mungkin tetap tidak berubah dalam penampilan
dan kekuatan pewarnaan untuk waktu yang cukup (misalnya tetani B. atau, di sisi
lain, akan segera kehilangan kekuatan dari pewarnaan dan akhirnya menghilang,
meninggalkan spora dalam sisa-sisa amplop (misalnya B. anthracis) Metode
pembentukan spora disebut endogen.. spora bakteri selalu non-motil. spora
mungkin muncul di tengah bakteri, atau mungkin pada satu ekstremitas, atau
jarak pendek dari satu ekstremitas Dalam struktur spora. terdiri dari massa
protoplasma dikelilingi oleh membran dense.
Parthenogenesis yaitu terbentuknya individu baru melalui sel
telur yang tanpa dibuahi. Contohnya lebah madu jantan, semut jantan dan
belalang. Partenogenesis adalah bentuk reproduksi aseksual di mana betina
memproduksi sel telur yang berkembang tanpa melalui proses fertilisasi.
Partenogenesis dapat kita lihat pada kutu daun, lebah, kutu air, dan beberapa
invertebrata lainnya, juga pada beberapa tumbuhan. Komodo dan hiu ternyata juga
mampu bereproduksi secara partenogenesis, bersama dengan beberapa genera ikan,
amfibi, dan reptil – yang telah menunjukkan bentuk reproduksi aseksual yang
berbeda, termasuk partenogenesis sejati, gynogenesis, dan hybridogenesis
(bentuk tidak sempurna dari partenogenesis). Pergiliran antara partenogenesis
dan reproduksi seksual disebut heterogami.
Paedogenesis yaitu terbentuknya individu baru langsung dari
larva/nimpha. Contohnya pada Class Trematoda/cacing isap yaitu Fasciola
hepatica dan Clonorchis sinensis. Paedogenesis adalah tindakan reproduksi oleh
organisme yang belum mencapai kematangan fisik. Hal ini terkait dengan
progenesis, di mana kematangan seksual dicapai dalam bentuk remaja dan
kematangan fisik lebih lanjut tidak tercapai.
Reproduksi seksual/generative
1. Konjugasi yaitu persatuan antara dua individu yang belum
mengalami spesialisasi sex. Terjadi persatuan inti (kariogami) dan sitoplasma
(plasmogami). Contohnya pada Paramaecium sp.
Gambar Konjugasi Paramaecium sp
2. Fusi yaitu persatuan/peleburan dua macam gamet yang belum
dapat dibedakan jenisnya. Dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
Isogami yaitu persatuan dua macam gamet yang memiliki bentuk
dan ukuran yang sama. Contohnya pada Phyllum Protozoa.
Anisogami yaitu persatuan dua macam gamet yang berbeda
ukuran dan bentuknya sama. Contohnya Chlamydomonas sp.
Oogami yaitu persatuan dua macam gamet yang memiliki ukuran
dan bentuk yang tidak sama. Contohnya pada Hydra sp.
Mekanisme Reproduksi
Reproduksi
pada hewan dapat terjadi secara seksual maupun aseksual. Konsep reproduksi
aseksual tidak dapat didefenisikan dengan tepat (karena terlalu banyak
variasi), tetapi jelas bahwa prses ini tdak berkaitan dengan proses pembentukan
gamet. Reproduksi aseksual dapat berlangsung dengan cara pembelahan,
fragmentasi, atau bertunas.
Reproduksi
dengan pembelahan sel antara lain terjadi pada protozoa dan amoeba. Apabila
proses pembelahan menghasilkan sel anakan yang sama besarnya, proses tersebut
dinamakan pembelahan biner. Pembelahan biner merupakan proses yang melibatkan
pembelahan kromosom secara mitosis sehingga menghasilkan dua sel anakan yang
memiliki jumlah kromosom yang sama dengan kromosom induk. Apabila sel anakan
tidak sama besar, proses pembelahan dapat dinamakan pembagian atau fragmentasi.
Bertunas
merupakan proses pembentukan individu baru yabg biasanya dimaksudkan untuk menambah
koloni. Dalam hal ini, tunas yang terbentuk berukuran kecil daripada induknya,
terletak disamping (lateral), dan dibentuk dari sekelompok sel embrional.
Susunan Fungsional Organ Reproduksi pada Hewan
Pada hewan
yang masih primitif, jaringan yang menghasilkan sel gamet tersusun menyebar
(difus). Jaringan ini terdiri atas sejumlah sel lokus yang berfungsi untuk
perbanyakan sel kelamin. Pada hewan yang perkembangannya sudah lebih maju,
bentuk dan lokasi gonad sudah lebih jelas, terletak simetris bilateral, dan
biasanya merupakan organ berpasangan.
Kadang-kadang
salah satu gonad mengalami degenerasi, seperti yang ditemui pada burung betina.
Pada hewan ini, ovarium yang berkembang hanya bagian kiri, sedangkan burung
jantan tetap memiliki sepasang testis.
Ovarium dan
testis merupakan organ penghasil gamet yang terbentuk melalui gametogenesis.
Gamet dihasilkan dari sel khusus, yaitu sel benih primordial, yang terdapat
dalam gonad (ovarium atau testis). Gamet ini selanjutnya akan berkembang
menjadi sel benih.
Spermatogenesis dan Oogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sperma (gamet jantan) yang
terjadi dalam testis. Selama proses spermatogenesis, spermatogonia akan
berkembang baik dengan cara membelah, menghasilkan spermatosit primer,
spermatosit sekunder, dan akhirnya spermatid.
Spermatogenesis yang terjadi pada vertebrata yang lebih rendah pada
dasarnya sama dengan proses yang terjadi pada manusia. Namun diantara kelas
vertebrata terdapat perbedaan struktur testis. Testis mamalia, burung, reptile,
dan ampibi memperlihatkan komponen tubulus seminiferus berbentuk tubular
(saluran/pipa), yang berselang seling dengan sekumpulan sel interstitial.
Sementara, testis ampibi dan ikan tersusun atas lobus yang masing–masing
mengandung sejumlah besar kista selular.
Kista adalah organ berongga yang berisi cairan.
Oogenesis
adalah proses pembentukan gamet betina (ovum) yang terjadi dalam ovarium.
Proses ini ditandai dengan adanya perubahan oogonium menjadi oosit (calon
ovum), yang akan mengalami pemasakan sehingga menjadi ovum yang siap dibuahi.
Sistem Reproduksi Hewan
Reproduksi seksual pada vertebrata diawali dengan perkawinan
yang diikuti dengan terjadinya fertilisasi. Fertilisasi tersebut kemudian
menghasilkan zigot yang akan berkembang menjadi embrio. Fertilisasi pada
vertebrata dapat terjadi secara eksternal atau secara internal.
Fertilisasi eksternal
merupakan penyatuan sperma dan ovum di luar tubuh hewan betina, yakni
berlangsung dalam suatu media cair, misalnya air. Contohnya pada ikan (pisces)
dan amfibi (katak).
Fertilisasi internal
merupakan penyatuan sperma dan ovum yang terjadi di dalam tubuh hewan
betina. Hal ini dapat terjadi karena adanya peristiwa kopulasi, yaitu masuknya
alat kelamin jantan ke dalam alat kelamin betina. Fertilisasi internal terjadi
pada hewan yang hidup di darat (terestrial), misalnya hewan dari kelompok
reptil, aves dan Mamalia.
fertilisasi internal, ada tiga
cara perkembangan embrio dan kelahiran keturunannya, yaitu dengan cara ovipar,
vivipar dan ovovivipar.
Ovipar (Bertelur)
Ovipar merupakan
embrio yang berkembang dalam telur dan dilindungi oleh cangkang. Embrio
mendapat makanan dari cadangan makanan yang ada di dalam telur. Telur
dikeluarkan dari tubuh induk betina lalu dierami hingga menetas menjadi anak.
Ovipar terjadi pada burung dan beberapa jenis reptil.
Vivipar (Beranak)
Vivipar merupakan embrio yang berkembang dan mendapatkan
makanan dari dalam uterus (rahim) induk betina. Setelah anak siap untuk
dilahirkan, anak akan dikeluarkan dari vagina induk betinanya. Contoh hewan
vivipar adalah kelompok mamalia (hewan yang menyusui), misalnya kelinci dan
kucing.
Ovovivipar (Bertelur dan Beranak)
Ovovivipar merupakan embrio yang berkembang di dalam telur,
tetapi telur tersebut masih tersimpan di dalam tubuh induk betina. Embrio
mendapat makanan dari cadangan makanan yang berada di dalam telur. Setelah
cukup umur, telur akan pecah di dalam tubuh induknya dan anak akan keluar dari
vagina induk betinanya. Contoh hewan ovovivipar adalah kelompok reptil (kadal)
dan ikan hiu.
Reproduksi Amfibi (Amphibia)
Kelompok amfibi, misalnya katak, merupakan jenis hewan
ovipar. Katak jantan dan katak betina tidak memiliki alat kelamin luar.
Pembuahan katak terjadi di luar tubuh. Pada saat kawin, katak jantan dan katak
betina akan melakukan ampleksus, yaitu katak jantan akan menempel pada punggung
katak betina dan menekan perut katak betina. Kemudian katak betina akan
mengeluarkan ovum ke dalam air. Setiap ovum yang dikeluarkan diselaputi oleh
selaput telur (membran vitelin). Sebelumnya, ovum katak yang telah matang dan
berjumlah sepasang ditampung oleh suatu corong. Perjalanan ovum dilanjutkan
melalui oviduk.
Dekat pangkal oviduk pada katak betina dewasa, terdapat
saluran yang menggembung yang disebut kantung telur (uterus). Oviduk katak betina
terpisah dengan ureter. Oviduk nya berkelok-kelok dan bermuara di kloaka.
Segera setelah katak betina mengeluarkan ovum, katak jantan
juga akan menyusul mengeluarkan sperma. Sperma dihasilkan oleh testis yang
berjumlah sepasang dan disalurkan ke dalam vas deferens. Vas deferens katak
jantan bersatu dengan ureter. Dari vas deferens sperma lalu bermura di kloaka.
Setelah terjadi fertilisasi eksternal, ovum akan diselimuti cairan kental
sehingga kelompok telur tersebut berbentuk gumpalan telur.
Gumpalan telur yang telah dibuahi kemudian berkembang
menjadi berudu. Berudu awal yang keluar dari gumpalan telur bernapas dengan
insang dan melekat pada tumbuhan air dengan alat hisap. Makanannya berupa
fitoplankton sehingga berudu tahap awal merupakan herbivora. Berudu awal
kemudian berkembang dari herbivora menjadi karnivora atau insektivora (pemakan
serangga). Bersamaan dengan itu mulai terbentuk lubang hidung dan paru-paru,
serta celah-celah insang mulai tertutup. Selanjutnya celah insang digantikan
dengan anggota gerak depan.
Setelah 3 bulan sejak terjadi fertilisasi, mulailah terjadi
metamorfosis. Anggota gerak depan menjadi sempurna. Anak katak mulai berani
mucul ke permukaan air, sehingga paru-parunya mulai berfungsi. Pada saat itu,
anak katak bernapas dengan dua organ, yaitu insang dan paru-paru. Kelak fungsi
insang berkurang dan menghilang, sedangkan ekor makin memendek hingga akhirnya
lenyap. Pada saat itulah metamorfosis katak selesai.
Reproduksi Reptil (Reptilia)
alat-reproduksi-reptil
Gambar Reproduksi pada Reptil a jantan b betina
Kelompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura merupakan
hewan-hewan yang fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal).
Umumnya reptil bersifat ovipar, namun ada juga reptil yang bersifat ovovivipar,
seperti ular garter dan kadal. Telur ular garter atau kadal akan menetas di
dalam tubuh induk betinanya. Namun makanannya diperoleh dari cadangan makanan
yang ada dalam telur. Reptil betina menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum
kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju kloaka. Reptil jantan menghasilkan
sperma di dalam testis. Sperma bergerak di sepanjang saluran yang langsung
berhubungan dengan testis, yaitu epididimis. Dari epididimis sperma bergerak
menuju vas deferens dan berakhir di hemipenis. Hemipenis merupakan dua penis
yang dihubungkan oleh satu testis yang dapat dibolak-balik seperti jari-jari
pada sarung tangan karet. Pada saat kelompok hewan reptil mengadakan kopulasi,
hanya satu hemipenis saja yang dimasukkan ke dalam saluran kelamin betina.
Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan melalui
oviduk dan pada saat melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi
oleh cangkang yang tahan air. Hal ini akan mengatasi persoalan setelah telur
diletakkan dalam lingkungan basah. Pada kebanyakan jenis reptil, telur ditanam
dalam tempat yang hangat dan ditinggalkan oleh induknya. Dalam telur terdapat
persediaan kuning telur yang berlimpah.
Hewan reptil seperti kadal, iguana laut, beberapa ular dan
kura-kura serta berbagai jenis buaya melewatkan sebagian besar hidupnya di
dalam air. Namun mereka akan kembali ke daratan ketika meletakkan telurnya.
Reproduksi Burung (Aves)
Gambar Reproduksi pada Burung a jantan b betina
Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok
buruk tidak memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam
tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka.
Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium
kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut
rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan
oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka.
Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan
bermuara di kloaka.
Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada
saat sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak
mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang
telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur.
Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu
tubuh induk akan membantu pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung
menetas dengan memecah kulit telur dengan menggunakan paruhnya. Anak burung
yang baru menetas masih tertutup matanya dan belum dapat mencari makan sendiri,
serta perlu dibesarkan dalam sarang.
Reproduksi Mamalia (Mammalia)
Gambar Reproduksi
pada Tikus a jantan b betina
Semua jenis mamalia, misalnya sapi, kambing dan marmut
merupakan hewan vivipar (kecuali Platypus). Mamalia jantan dan betina memiliki
alat kelamin luar, sehingga pembuahannya bersifat internal. Sebelum terjadi
pembuahan internal, mamalia jantan mengawini mamalia betina dengan cara
memasukkan alat kelamin jantan (penis) ke dalam liang alat kelamin betina
(vagina). Ovarium menghasilkan ovum yang kemudian bergerak di sepanjang oviduk
menuju uterus. Setelah uterus, terdapat serviks (liang rahim) yang berakhir
pada vagina.
Testis berisi sperma, berjumlah sepasang dan terletak dalam
skrotum. Sperma yang dihasilkan testis disalurkan melalui vas deferens yang
bersatu dengan ureter. Pada pangkal ureter juga bermuara saluran prostat dari
kelenjar prostat. Kelenjar prostat menghasilkan cairan yang merupakan media
tempat hidup sperma. Sperma yang telah masuk ke dalam serviks akan bergerak
menuju uterus dan oviduk untuk mencari ovum. Ovum yang telah dibuahi sperma
akan membentuk zigot yang selanjutnya akan menempel pada dinding uterus. Zigot
akan berkembang menjadi embrio dan fetus. Selama proses pertumbuhan dan
perkembangan zigot menjadi fetus, zigot membutuhkan banyak zat makanan dan
oksigen yang diperoleh dari uterus induk dengan perantara plasenta (ari-ari)
dan tali pusar.
Nah,, demikianlah penjelasan singkat tentang materi reproduksi pada tumbuhan. dari materi yang sudah tersaji di atas tersebut dapat membuat ataupun menambah wawasan kita, maka dari itu dari hal-hal yang sudah diulas diatas kita bisa memahami bahwa berbagai macam cara reproduksi pada hewan, berbagai jenis hewan tersebut memiliki cara-cara tertentu untuk berreproduksi hingga menghasilkan suatu generasi untuk melestarikan jenis-jenis dari populasi hewan tersebut. oleh karena itu, semoga materi yang sudah terulas diatas dapat bermanfaat bagi kita semua. aminn